Monthly Archives: August 2011

pertentangan antara kaum federal dengan anti federal

Amerika yang merdeka pada tanggal 4 Juli 1776 mengalami masa-masa yaang sulit pada awal kemerdekaannya. Pada awal kemerdekaannya, Amerika membuat aturan yang berisi tentang kehidupan negaranya. Aturan itu dinamakan Article of Confederation (1781). Article of Confedration terdiri dari pasal-pasal. Pasal-pasal itu diberlakukan pada tahun 1781 . Meskipun pasal-pasal tersebut sudah lebih maju daripada ketentuan-ketentuan kabur yang terdapat dalam sistem Kongres Kontinental, kerangka pemerintahan yang dibentuknya masih mempunyai banyak kelemahan. Pasal-pasal itu telah mempersatukan secara longgar koloni-koloni. Kekuasaan pemerintahan pusat juga sangat terbatas karena masih mengandalkan negara bagian seperti Gubernur dengan koloni pada masa sebelum kemerdekaan. Peraturan itu juga membuat negara-negara bagian ada yang bersengketa seperti Maryland dan Virginia yang bersengketa mengenai pelayaran di Sungai Potomac. Setelah diadakan pertemuan-pertemuan pendahaluan, akhirnya pada bulan Mei 1787 sekelompok tokoh-tokoh ternama berkumpul dalam Konvensi Federal di Gedung Negara Philadelphia. Badan-badan legislatif negara bagian mengirimkan pemimpin-pemimpin berpengalaman dalam pemerintahan koloni dan negara bagian, dalam kongres, di pengadilan, dan di lapangan.

Sebenarnya konvensi ini hanya diberi wewenang untuk merumuskan amandemen terhadap pasal-pasal Article of Confederation. Tetapi kemudian ditulis Madison, “dengan keyakinan yang jantan terhadap negara mereka”, para utusan dengan tenangnya mengesampingkan pasal-pasal tersebut dan bergerak membangun suatu bentuk pemerintahan yang benar-benar baru. Segala peraturan yang berkaitan dengan kehidupan bernegara dibahas dan diputuskan dalam konvensi itu. Badan legislatif menggunakan sistem bikameral (dua kamar/ bagian). Sistem pemerintahannya menggunakan sistem federal.  Akhirnya konvensi menghadapi masalah yang paling penting yaitu tentang pelaksanaan kekuasaan. Bagaimana kekuasaan yang diberikan kepada pemerintahan baru itu harus dilaksanakan? Di bawah pasal konfederasi, di atas kertas pemerintahan nasional memiliki kekuasaan besar meskipun belum memadai. Dalam kenyataannya tidak berarti apa-apa karena negara-negara bagian tidak pernah menghiraukannya. Pada mulanya sebagian besar delegasi mengajukan satu macam jawaban yaitu penggunaan kekerasan. Tetapi mereka segera menyadari bahwa penggunaan kekerasan terhadap negara-negara bagian akan menghancurkan Uni. Keputusannya adalah bahwa pemerintah tidak akan bertindak terhadap negara bagiannya, melainkan kepada orang-orang di dalam negara bagian itu, dan mengeluarkan undang-undang yang berlaku bagi dan terhadap semua penduduk masing di dalam negara. Sebagai kunci dari konstitusi, konvensi mengeluarkan suatu pernyataan singkat yang sangat besar artinya:

“Kongres memiliki kekuasaan… untuk mengeluarkan segala peraturan hukum yang perlu dan layak untuk melaksanakan… kekuasaan-kekuasaan yang oleh konsitusi diberikan kepada pemerintah Amerika Serikat… (Pasal I,  Seksi viii).

Pada tanggal 17 September 1787, setelah berunding selama 16 minggu, Konstitusi yang telah selesai itu ditandatangani dengan persetujuan bulat segenap negara bagian yang hadir. Konvensi pun usai, para anggota berpamitan dengan ramahnya setelah berdebat panjang. Namun tahap yang menentukan dalam perjuangan demi suatu persatuan yang lebih sempurna masih harus dihadapi. Agar dokumen tadi dapat berlaku, masih diperlukan persetujuan dari konvensi-konvensi negara bagian yang dipilih oleh penduduk.

 

 

 

B. RATIFIKASI KONSTITUSI DAN MULAINYA PERTENTANGAN          

Konvensi telah menentukan bahwa Konsitusi memperoleh kekuatan hukum apabila telah disetujui oleh konvensi-konvensi minimal sembilan dari 13 negara bagian. Pada akhir tahun 1787 , ada tiga negara bagian yang telah mengesahkannya. Negara bagian yang pertama kali  mengesahkannya adalah Delaware. Setelah itu diikuti oleh New Jersey dan Georgia. Tapi bagaimana dengan sepuluh negara bagian lainnya? Bagi kebanyakan rakyat, dokumen itu nampaknya penuh resiko, sebab apakah suatu pemerintah pusat yang kuat seperti yang didirikan itu tidak akan menjajah mereka, menindas mereka dengan pajak yang berat, dan menyeret mereka ke dalam peperangan?

Pandangan-pandangan berbeda atas pertanyaan-pertanyaan itu melahirkan dua kelompok yang bertentangan. Kelompok itu adalah Federalists dan Anti-Federalists. Secara singkat bisa dikatakan bahwa Federalis adalah kelompok yang menginginkan suatu pemerintahan pusat yang kuat. Sedangkan Anti-Federalis adalah kelompok yang menginginkan suatu pemerintahan lokal/ negara bagian yang kuat. Pada saat itu ada karya politik yang memperkuat pendapat kaum Federalis. Karya politik itu adalah Federalist Paper. Federalist Paper diulis atas nama Hamilton, Madison, dan John Jay.

Kembali kepada pengesahan Konstitusi yang terjadi perdebatan. Di Massachusetts, terjadi tarik menarik dykungan untuk mengesahkan Konstitusi.Ada perseteruan yang sangat tajam antara kaum Federalis dan Anti-Federalis. Ketika diadakan pertemuan Konvensi Massachusets pada tanggal 9 Januari 1788, Anti-Federalis nampaknya akan mendapatkan suara mayoritas. Mereka meramalkan akan mendapatkan suara dengan perbandingan 192 : 144. John Hancock dan Samuel Adams merupakan tokoh yang tidak antusias dengan Konstitusi. Kaum Federalis Massachusets dengan keras menyatakan bahwa ratifikasi dilakukan tanpa amandemen, karena penambahan undang-undang akan membuat isu dan menambah keragu-raguan yang menyerang konvensi nasional. Kaum Federalis akhirnya memperoleh dari beberapa kaum Anti-Federalis dengan menjanjikan di masa datang seharusnya konstitusi mendapatkan masukan. Dan bila perlu diadakan amandemen untuk melindungi hak asasi manusia serta menyuarakan keinginan rakyat kepada pemerintah berdasarkan kekuatan konstitusi. Dengan jalan ini nampaknya Federalis akan mendapatkan suara mayoritas. Dalam perhitungan suara terakhir Federalis menang dengan suara 187 : 168.

Perseteruan selanjutnya yang sangat seru terjadi di New Hampshire pada bulan Februari. Oposisi kaum Federalis sanagat kuat. Tetapi dengan kerja dan cara yang sama seperti di Massachusets, segala rintangan dapat diatasi oleh kelompok Federalis. Selanjutnya dalam pemungutan suara di negara bagian lain, Federalis memperoleh kemenagan. Di negara bagian Maryland, pemeungutan suara yang dilakukan pada bulan April dimengkan oleh kaum Federalis dengan jumlah yang cukup telak yaitu 63 :11. Dengan perjalanan yang cukup panjang di setiap negara bagian dan dengan kerja yang sangat cantik seperti di Massachusets, kaum Federalis banyak memperoleh dukungan.

Masalah selanjutnya yang sangat penting dan perseteruan yang sangat sengit terjadi di negara bagian Virginia. Fase ini adalah saat yang sangat penting. Seperti kita ketahui, Virginia adalah negara bagian yang mempunyai penduduk terbesar di Amerika. Di negara bagian ini kaum Anti-Federalis mencoba mencari kekuatan dan dukungan. Kaum Anti-Federalis mengangkat Patrick Henry sebagai pemimpin gerakan ini di Virginia. Patrick Henry dibantu oleh George Mason. Mereka meyakini bahwa Konstitusi akan mengancam kemerdekaan seseorang dan akan membuat daerah Selatan mengalami penderitaan. Mason menginginkan di dalam konvensi konstitusi ada anggota yang memiliki hak veto. Anggota yang memperoleh hak veto menurutnya adalah yang berasal terdiri  satu dari New England, satu dari Middle States, dan satu dari Selatan. Dari kaum Federalis sendiri ada tokoh-tokoh yang bergerak. Tokoh-tokoh itu antara lain adalah Madison, Edmund Randolph, Edmund Pendleton, dan “Light-Horse” Harry Lee. Melalui srategi yang dilakukan oleh dua kubu akhirnya tiba saatnya hari yang menegangkan. Konvensi Virginia yang dilakukan pada bulan Juni akhirnya melakukan pemungutan suara. Kaum Fedralis  memenangkan voting dengan perbedaan yang sangat tipis yaitu  89 : 79. Dengan selesainya ratifikasi di Virginia, konstitusi masih membutuhkan ratifikasi tiga negara lagi.  Tetapi melalui perjuangan yang sangat panjang dan penuh dengan perdebatan-perdebatan panjang di setiap negar bagian, akhitnya Konstistusi disahkan pada awal tahun 1789. Hal ini sangat menarik karena suatu konstitusi yang telah selesai pada tahun 1787 baru dapat berlaku setelah memperoleh ratifikasi yang diperjuangkan selama dua tahun walaupun dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang digunakan dengan tujuan melindungi hak pribadi rakyat.

Kongres Konfederasi merencanakan pemilihan presiden yang pertama, dan menetapkan tanggal 4 Maret 1789 sebagai hari dilahirkannya pemerintahan baru. Untuk jabatan kepala negara baru ada satu nama yang menjadi buah bibir semua orang di Amerika. Nama itu adalah George Washington. Dan dengan suara bulat akhirnya George Washington dipilih sebagai Presiden. Pada tanggal 30 April 1789, George Washington mengambil sumpah jabatan. Ia bersumpah untuk dengan setia melaksanakan tugas-tugas Presiden sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya guna “mempertahankan, melindungi, dan membela Konstitusi Amerika Serikat”.

 

 

 

 

 

 

C.     PERSETERUAN MASIH BERLANJUT

 

Ketika Washington memulai jabatannya, masih ada pertentangan yang terus berlanjut sejak ratifikasi Konstitusi. Konstitusi baru tidak mempunyai tradisi maupun dukungan penuh dari pendapat umum yang teratur. Kedua kubu yang teribat selama ratifikasi masih bersikap saling bermusuhan. Kaum Fderalis menghendaki sebuah pemerintahan pusat yang kuat dan pengukuhan kepentingan-kepentingan dunia usaha dan perdagangan. Kaum Anti-Federalis memperjuangkan hak-hak negara bagian dan kepentingan pertanian. Ketika kongres membentuk departemen-departemen dan diantaranya adalah Departemen Luar Negeri dan Departemen Keuangan, Washington lalu mengangkat Thomas Jefferson sebagai Menteri Luar Negeri dan mengangkat bekas pembantunya dalam revolusi yaitu Alexander Hamilton sebagai Menteri Keuangan.

Hamilton dan Jefferson mewakili dua pola kekuatan besar dalam kehidupan Amerika yang sampai batas tertentu saling berlawanan. Alexander Hamilton cenderung pada uni yang lebih ketat serta pemerintahan nasional yang lebih kuat; Thomas Jefferson lebih condong pada suatu demokrasi yang lebih luas dan lebih bebas. Hamlton merupakan ahli ekonomi. Dalam menyalurkan ide-ide yang berkaitan dengan federalis, ia selalu menggunakan pendekatan-pendekatan ekonomi. Dan dalam perjalanan jabatannya, ia mendirikan Bank Amerika Serikat yang berhak mendirikan cabang-cabangnya di berbegai tempat di seluruh negara. Ia mensponsori mata uang nasional dan membela pengenaan tarif berdasarkan prinsip proteksi demi melindungi perkembangan industri nasional. Tindakan-tindakan ini –yaitu menempatkan hutang-hutang pemerintah federal di atas suatu landasan yang kokoh dan memberikannya segala pendapatan yang diperlukan– merangsang perdagangan, industri, dan menciptakan suatu barisan kokoh kaum usahawan yang tegas berdri di belakang pemerintah nasional serta senantiasa siaga untuk melawan tiap percobaan untuk melemahkannya. Sedangkan Jefferson sringkali bertentangan dengan Hamilton. Jefferson juga menyadari pentingnya suatu pemerintahan pusat yang kuat dalam hubungan internasionalnya. Tetapi karena khawatir bahwa ini akan mengekang orang-orang bebas, ia tidak menginginkan bahwa dalam segi-segi lainnya pemerintah pusat terlalu kuat.

Kalau kita lihat secara tujuan diantara keduanya maka kita dapat membaginya seperti berikut. Tujuan besar Hamilton adalah organisasi yang lebih efisien. Sedangkan Jefferson bertujuan bahwa kemerdekaan perseorangan yang lebih luas. Dari segi tata tertib Hamilton mencemaskan anarki, dan dalam memikirkan kemerdekaan Jefferson mencemaskan tirani. Itulah perbedaan-perbedaan yang terjadi antara mereka yang terjadi sejak proses pengesahan konstitusi dan pada akhirnya nanti akan membentuk dua buah partai yang menentukan di amrika yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

United States Information Agency, An Outline Of American Government. USA, 1990.

United States Information Agency, An Outline Of American History. USA, 1994.

Gettell, Raymond G. History Of American Political Thought. New York: Appleton-Century-Crofts, 1928.

Alden, John Richard. Rise Of The American Republic. New York: Harper & Row, 1963.